SULTAN AGUNG 78

SULTAN AGUNG 78

Malam itu langit tampak cerah, udara terasa sejuk tidak dingin dan tidak panas, bintang-bintang terasa lebih bercahaya daripada malam-malam sebelumnya, yang unik ada awan tipis membentuk lingkaran di atas sebuah rumah sederhana, berbentuk rumah kuno tapi sangat bersih, halamannya luas dan lantainya tinggi, dari tanah kira-kira 70 cm, dalam rumah tersebut duduklah dengan khusu' seorang kyai yang sederhana, murah senyum, dengan sorot mata yang teduh, tampak jelas kyai ini adalah seorang yang sangat dekat dengan Tuhannya. malam itu Allah membuka hijabnya, memperlihatkan beberapa istana yg berada di surga kepada kyai yang sederhana ini, dengan langkah yang pelan, kyai ini mulai berjalan mengitari surga melihat beberapa istana yang megah dan indah, berdinding batu zamrud hijau, berhiasan batu berlian yang berwarna- warni, di halaman istana ini ada taman yg sangat luar biasa indahnya, hamparan tanahnya tertutup batu mutiara, bau harum semerbak terpancar dari dalam istana ini, kyai ini melihat di depan setiap istana yg megah tersebut ada tulisan yang berbeda, ada yang bertuliskan thoriqoh qodiriyyah, naqsabandiyyah, tijaniyyah dan masih banyak lagi, "rupanya istana-istana ini oleh Allah di peruntukkan bagi mursyid dan para murid-muridnya" bathin kiai ini.
Beliau terus melangkah mencari istana thoriqoh syadziliyyah yg dianutnya, dan di temukanlah istana tersebut berada di tengah surga, kyai ini mendekat dan tampak jelaslah tulisan yg terpampang di depan istana "Thoriqoh Syadziliyyah" yg di bawahnya ada tulisan lagi "Sultan Agung 78" dengan penuh bahagia kyai ini melangkah menuju gerbang istana yg terbuat dari emas, didepannya ada dua orang penjaga yg berdiri disamping kiri dan kanan pintu gerbang, bertubuh gagah dan sangat tampan, ketika kyai ini hendak masuk, majulah dua penjaga ini mencegat kyai yang murah senyum ini,
"lho, saya ini orang syadziliyyah..." ucap kyai kepada kedua penjaga tersebut, tapi tetap saja kedua penjaga tersebut melarang kyai ini masuk. lalu kyai ini mulai tawasulan, membaca fatihah kepada kanjeng Nabi kepada Syaikh Abu Hasan sampai kepada guru mursyidnya, diteruskan dengan membaca sholawat syadziliyyah lalu mencoba kembali masuk istana. dengan tersenyum kedua penjaga tersebut tetap melarang kyai untuk masuk. kyai ini terdiam, tampak dr raut wajahnya kalau kyai ini sedang berfikir, sejurus kemudin kyai ini mulai memanggil nama gurunya
"mbah djalil......mbah djalil.....iki aku ....." ucap beliau dengan berulang-ulang tidak lama kemudian datanglah mbah djalil dg bentuk cahaya yg terang menghampiri kyai ini "ini bukan istanaku, tapi istananya Saladin kang....." ucap mbah kyai djalil lalu hijab ditutup kembali oleh Allah, dan kyai ini kembali berada didalam rumahnya, kyai ini mulai menangis sesunggukan, dan malam itu juga beliau pergi ke PETA menemui mas kyai Saladin dan ber ikrar padanya.....

Sumber: Damar Kasaenan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SULTAN AGUNG 78"

Posting Komentar