WALI PAIDI (Eps: 8)

WALI PAIDI ( Eps: 8 )

Wali paidi menyusuri jalan, pergi tanpa arah dan tujuan, dia hanya berjalan dan berjalan, Lupa akan makan dan minum, wali paidi pingin menghindari orang2 yg mulai tahu kedudukannya, mulai banyak orang sekarang yg memanggilnya gus, memanggilnya kiai bahkan ada yg terang2an menggangilnya sang wali.
Kehidupan wali paidi sekarang tampak ramai, ada saja orang yg memerlukan bantuannya, soal jodoh, soal penglaris dan ada juga yg hanya minta barokah do'a dan yg paling berat ada yg minta diakui murid.

Wali paidi merasa terusik, dia kepingin merasakan kehidupannya yg dulu, orang-orang hanya mengenalnya sebagai penjual minyak wangi, dgn pengajar alif-alifan di musholla kecilnya.

Dan sekarang banyak orang yg berlomba-lomba pingin membangun mushollanya, Wali paidi pingin menghindari itu semua, dia jenuh akan semua pujian yg dialamatkan pada dirinya, lebih-lebih akan datangnya Malaikat yg
mengunjunginya baru-baru ini.

Wali paidi mulai memasuki hutan belantara, dia berjalan terus dan berhenti ketika dia melihat didepannya ada sungai, dia mendekati bibir sungai, dilihatnya airnya begitu jernih, dia menunduk dan mulai membasuh tangan dan mukanya, lalu wali paidi memperbarui wudlunya, karena wali paidi ini diberi kemampuan oleh Allah untuk selalu dlm keadan suci ( punya wudlu ) atau bahasa ngaji sak paran parannya "Da'imul wudlu "

Setelah wudlu wali paidi baru sadar kalau ada orang yg agak jauh disampingnya, orang itu sedang memancing. Wali paidi mendekati orang itu, dia merasa orang itu bkn orang sembarangan melihat wajah dan tiba-tiba saja hati wali paidi semakin tentram ketika melihat orang ini, Wali paidi mau mengucapkan salam tapi kedahuluan orang tsb.

"As-salamu'alaikum kang paidi" ucap orang itu.

"Wa-alaikum salam, kalau boleh tahu siapakan anda" tanya wali paidi keheranan.

"Untuk saat ini namaku Syukron fahmi" jawab orang itu.

Wali paidi terdiam, dia hanya menunduk memikirkan jawaban orang tsb, dan tiba-tiba saja sikap wali paidi berubah dgn sendirinya tanpa ia sadari, wali paidi bersikap seakan mengahadapi gurunya.

"Kang paidi sampeyan tidak seharusnya menghindari semua itu, pujian-pujian itu adalah ujian buatmu, ujian yg berupa pujian itu lebih berat dari penghinaan, Allah mau meningkatkan derajad sampeyan..." ucap orang itu.

Wali paidi semakin menunduk, ternyata orang yg sedang memancing ini tahu akan keadaan dirinya.

"Kang paidi, dgn menghidari pujian-pujian itu sama saja sampeyan menafikan kekuatan Allah, krn sampeyan merasa tidak mampu, padahal Allahlah yg memberi kekuatan" kata orang itu lagi.

Wali paidi hanya bisa diam dan semakin menunduk, air mata mulai meleleh dari matanya.

"Ingat, La Haula Wala Quwwata Illa Billah, merasa mampu dan merasa tidak mampu itu tidak boleh, itu sudah syirik khofi bagi orang setingkat sampeyan, krn Allah yg memberi kekuatan, Allah meliputi segalanya " lanjit orang itu.

Wali paidi menangis sesunggukan, dia yakin orang yg di depannya adalah Nabiyullah Khidir, dia ingin bersalaman dengannya untuk memastikannya, setelah menangisnya agak reda, wali paidi mengangkat wajahnya dan mau bersalaman dgn orang itu, Tapi orang yg mengaku bernama Syukron Fahmi sudah hilang dari hadapannya....

Setelah bertemu sosok yg mengaku bernama Syukron Fahmi, wali paidi masih terdiam dalam duduknya, masih terngiang-ngiang ucapan sosok misterius yg menggugah jiwanya itu.
Wali paidi berdiri membersihkan tempat duduknya dan mulai melaksanakan sholat, setelah salam, wali paidi berdiri lagi dan melakukan sholat lagi, begitu terus sampai malam kira-kira sekitar jam 9 malam, wali paidi berhenti dan melanjutkan dgn melakukan wirid.

Dia duduk bersila, memusatkan pikirannya, membuang jauh-jauh pikiran-pikiran tentang dunia, menggerakkan hatinya untuk berdzikir Sirr, dan entah berapa lama hal ini terjadi, dan kemudian wali paidi merasakan alam disekitarnya begitu hampa, tidak ada suara, semua yg berada disekitarnya jadi hitam gelap gulita, wali paidi seakan menjadi udara yg hampa dan bergerak mengitari alam yg hitam pekat ini.
Setelah berkeliling tampak didepannya ada dua sosok manusia yg sedang duduk seperti duduknya orang tahiyat, dan berdiri disamping keduanya sosok berjubah putih yg bercahaya. Lamat-lamat wali paidi mengenali salah satu sosok yg duduk didepannya tsb.

"Tidak salah lagi, beliau adalah Imam al-Ghozali mujtahid islam" bathin wali paidi.

Lalu wali paidi melihat sosok baju putih itu maju kedepan dan berkata kepada sesuatu yg didepannya, sesuatu yg tdk terlihat.

"Gusti... bagaimana menurut njenengan terhadap kedua kekasihmu ini yakni Nabi musa dan al-Ghozali...?" tanya sosok putih itu.

Lalu ada suara yg mengatakan:
"Musa dgn ijinku bisa menghidupkan orang yg telah mati, tapi aku lebih suka terhadap al-Ghozali, krn dia dgn ijinku pula bisa menghidupkan hati hamba-hamba-ku yg telah mati, banyak menghilangkan kebodohan dan membuka jalan buat hamba-hambaku untuk lebih mengenalku...."

Lalu ketiga sosok itu samar-samar hilang dari pandangan wali paidi.
Lalu lamat-lamat terdengarlah Adzan Subuh, sedikit demi sedikit alam mulai terlihat kembali. setelah sholat, wali paidi bangkit dan kembali pulang....
Bersambung....!!!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "WALI PAIDI (Eps: 8)"

Posting Komentar